Kamis, 23 Juni 2011

Ralling iron for balkon


Pada sebuah meeting rutin bulanan tentang finance di Jl. Panjang, masih pagi-pagi banar. Rapat baru saja dimulai. Tiba-tiba bunyi dering hape berbunyi. Saya minta izin keluar ruangan, untuk menerima phone call. "Pak, saya punya pagar besi istimewa, ada lima biji. Bapak tertarik atau tidak," terdengar sura ibu-ibu tua dengan aksen medhok yang sangat kental. Oooo ternyata, dari salah satu kenalan saya yang tinggal di Gresik, Jawa Timur. Dengan agak gusar, saya bilang: "Kirim aja fotonya, bu. Maaf saya lagi meeting."

Saya lanjut berkonsentrasi meeting. Maklum, yang dibahas adalah pergerakan naik dan turun dari angka-angka yang banyak nol-nya. Fluktuasi ini sangat menentukan nasib banyak orang, termasuk manis atau asemnya muka boss-bossku setiap aku berpapasan sepanjang tahun. Trilili.. terdengar bunyi MMS masuk. Refleks saya membuka. Dan terlihat gambar ada 5 teralis besi dengan warna norak. Kondisinya lusuh. Ooooo, ternyata dari ibu di Gresik. "Gigih juga tuh ibu cari duit pagi-pagi," gumamku.

Ketika masuk sessi diskusi yang agak membosankan, saya mengintip lagi gambar besi warna kuning yg lusuh. Suddenly, aku merasa ini adalah karya pandai besi yang sangat sangat istimewa di masa lalu. Tanpa pikir panjang, saya langsung menelepon ibu itu. Tawar sekali, saya berucap, "Besok dikirim ke jakarta ya bu."

1 komentar:

  1. Koh,sudah pernah nanya Rong cara bersihinnya belum? Ha....ha.... Jangan-jangan malah mahal bersihin ketimbang belinya........

    BalasHapus