Selasa, 20 September 2011

UPDATE 20 SEPT: PERNIK TAMPAK DEPAN


C20 : Identitas rumah perlu dipikirkan agar sesuai dengan desain secara keseluruhan. Ada dua pilihan, nomor rumah dari unsur Jengki atau dari bahan stainless steel. Pilihan jatuh pada yang terakhir. Ini produk Albion. Dari material Stainless Steel 304 yang katanya antikarat. Tak heran harganya agak mengagetkan. Apalagi dijual satu per satu. Beruntung, bisa mendapatkan kombinasi C, 2 dan 0. Ditancapkan langsung di tiang pagar yang dibalur batu alam jenis Pacitoroso. Terlebih dahulu coating SC50SB Propan yang menegaskan alamiah batu yang berasal dari Yogya ini.

Basalto: Ini adalah jenis batu alam yang paling eksklusif. 3 Tahun lalu, harganya masih Rp 140.000 per meter ukuran 40 x 60 cm. Sekarang, naik hampir 75%. Salah satu pemicunya karena beberapa resto elit di mall, menjadikannya lantai dan dinding. Contohnya Marche di Plaza Senayan dan Grand Indonesia. Basalto menggusur batu teplek yang menempel bibir dinding yang memisahkan taman kecil dan carport-teras. Batu teplek Purwakarta harus berakhir masa tugasnya lantaran dinilai tidak match lagi dengan desain baru.
Jenis Baslto ini sudah dipakai untuk lantai dan carport lama, plus jembatannya. Sehingga akan serasi jika BAslto juga menghiasi jembatan yang satunya. Namun untuk menghindari mobil spin saat melewati jembatan yang menanjak, dipasang batu andesit alur ukuran 40x20cm.

Lampu Sorot CE: Sepasang lampu sorot LED merek CE dipasang menambak ke atas. Dudukannya dibuat paten supaya mengindari tergeser dan mengakibatkan sorotnya jadi tidak karuan. Satu dengan sinar putih, satunya lagi warna kuning. Cahaya tembakan mengarak ke daun mangga dan teras atas.


Boks PLN : jangan coba cari boks PLN di sentra-sentra perlengkapan rumah. Umumnya engkoh atau acik pemilik toko. Setelah menjelaskan singkat, ternyata nama populernya adalah boks kaweha alias KWH. Halaaahh. Yang paling laris dari bahan plastik mirip ember. Sebagian kecil ada dari bahan fiberglass tembus pandang. Harganya antara Rp 50.000 - Rp 100.000. Seperti biasa, saya tidak tergoda dengan selera massal. Sedikit keberuntungan, ada engkoh yang kacamataya hampir melorot dengan dandadan khas PDG kelontong yang tidak memperhatikan oufit dan good looking, berbisik ke saya: "Mau ga koh, order khusus. Materialnya dari pelat besi. Mirip yang digunakan PLN dan kantor-kantor besar untuk instalasi listrik. Tapi agak mahal lho, dan harus nunggu 4 hari."

Kontan saya tanya harganya. Ia malah nengok istrinya yang tampilannya khas pemilik toko. Saya tidak ngerti, karena tampaknya menggunakan bahasa Khe'. Ini salah satu jenis bahasa di Cina daratan. Yang paling populer adalah Mandarin dan Cantonis. Lho? kok tahu itu jenis bahasa Khe'. Ya, kan saya sering dipanggil Koh juga. Hehehe... Becanda, Gan. Yang betul, dulu boss lama saya tiap hari menggunakan bahasa Khe'. Khas di telinga, agak cempreng dan diucapkan secara cepat. Jiaaahhh.. Kok malah sok tahu? Singkat cerita, ternyata harganya cuman Rp 90.000. Jadi deh nongkrong di C20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar