Minggu, 02 Oktober 2011

JAKET MARMER UNTUK POMPA AIR

Barangkali akan menimbulkan sinisme saat melihat pompa air ini. Kesannya mungkin berlebihan dan tuduhan OKB pun merebak. Tidak apa. Toh, yang tahu riwayatnya adalah saya, keluarga dan teman-teman yang tergabung tim Pak Agung Nurcahyo dan Pak Afung.

Cerita bermula dari ide Pak Amran untuk memindahkan pompa air dari sudut kiri belakang ke sudut kanan belakang. "Posisinya jadi sangat mengganggu untuk neaik ke tangga gudang dan jemuran," usul Amran, asal Sukabumi, tukang yang dianugerahi banyak talenta. Khususnya di bidang teknikal rumah. Right, dulunya tidak ada ruangan cucian dan gudang lantai atas. Melalui proyek JV, dibuatkan dak di atas tempat cucian. Jadilah ruang jemur tanpa atap di lantai atas, plus gudang (hasil peninggian kamar bibi). Bahkan ada bonus gudang di bawah toren air. Dulunya hanya ruang hampa, tidak ada fungsi.

Setelah pindah ke pojok kanan bawah, pompa air merek LG ternyata mengalami kerusakan. Hitung-hitung, akan rugi jika dipaksakan dengan perbaikan teknis. Biasanya umurnya tidak panjang. Sebagai gantinya, muncul pompa Air Shimizu, gres yang didapatkan dari Kenari Mas. Tipe PC 250 BIT. Harganya 30% lebih murah dibanding toko atau supermarket bangunan.


Karena teronggok di alam terbuka, bisa ditebak umur mesin pompa air Shimizu ini tidak akan berumur panjang. Paling tidak penyakit karat akan mudah menyerang. Untuk itu, disepakati dengan Pak Agung, dibuatkan rumah-rumah dari adukan dan batu semen. Sungguh terkejut karena ternyata, Sobur (anak buah Pak Agung) membuatkan rumah pompa air itu sangat serius. Kokoh, mirip bangunan biasa. Bedanya, atasnya dak lurus. Dindiding tembok dipercantik Rebo dengan siraman cat air Dulux wheatershield yang sisa.

Sementara untuk akses pengecekan, dibuatkan pintu. Kali ini Pak Samani yang bertugas. Bahan dari sisa kayu lama yang memang banyak tidak terpakai. Kadung mentereng, slut pengunci diambil dari merek RAFES England dari bahan stainless steel 304 antikarat.

Sampai di sini, rumah pompa air ini masih terasa biasa. Gagasan kilat muncul setelah melihat Diamond Klasny, marmer buatan warna cokelat dengan aksen bling-bling dicopot dari teras bawah, tidak ada satu pun yang pecah atau retak. Sayang benda bagus tidak terpakai, saya kemudian meminta Afung dan Gondrong untuk memanfaatkan Diamond Klasny sebagai aksen rumah pompa air. Lagi-lagi kejutan muncul, karena Gondrong membuatnya dengan sangat rapi dan mewah. "Dari pengalaman saya memasang marmer sekian tahun, ini pompa air dengan rumah paling mewah," sebut anak buah Gondrong.

Ah, daripada terbuang percuma, mending dimanfaatkan kan? Pasti tidak mubazir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar