www.rumahcantik2a.blogspot.com This blog is made for the hobby and dedicated to my daughters, Adis and Anet. Quoting, downloading and using of the writings and photographs for any reason without written permission from the blog administrator are strictly prohibited. Just enjoy
Sabtu, 22 Oktober 2011
RUANG SANTAI LANTAI ATAS (upstairs living room)
Lantai = marmer lampung
(floor = Lampung Marble, south sumatera)
Bahan kayu untuk pintu, kusen, konsol angin-angin-angin, perabot = jati asal Jawa Timur
(Wood doors, frames, consoles wind, furniture = Teak wood froom East Java)
Besi = produk RAFES England dan besi tua anonim
(Iron = RAFES England products and scrap metal anonymous)
PENDAR MARMER ONYX (spark Onyx Marble)
Ini adalah keping marmer jenis onyx. Tanda-tandanya sangat khas, ada gurat dan urat namun tembus cahaya. Nah, Onyx ini berukuran 60x120. Bentuknya persis dengan Onyx yang terdapat pada Bank Ekonomi yang ada di Grand Indonesia East Mall.
Persis juga yang terdapat di Pondok Indah Mall 2. Begitu masuk di area lobby utama, di bagian kiri dan kanan terdapat counter Hugo Boss dan Aigner. Masing-masing sisi ada 6 (enam) buah tiang. kira-kira ukuran 100x30cm yang tampak dari luar. Tiang ini dibungkus Onyx yang tembus cahaya
Tidak mudah mendapatkan barang dengan urat seperti ini, konon import dari Italy. Karena Tulungagung, Ujung Pandang, Lampung dan Bandung tidak ada product batu alam yang tembus cahaya lebih dari 50%.
Harganya jadi tidak murah karena harus beli slap, seukuran tripleks. Satu slab biasanya berukuran 150 x 250 cm. Nah, harga per meternya sendiri, sekitar Rp 4 juta. Wooww..
Tapi Onyx ini saya dapatkan hanya setara 45 bungkus rokok. Kenapa? ya karena dapat sisa potongan proyek gede. Itu untungnya kalo sering celingak-celinguk di toko orang. Tidak sengaja saya menemukan onyx yang tergeletak berdebu. Setelah membujuk hampir 2 minggu, akhirnya sang engkoh mau melepasnya.
Onyx kemudian dipasang di dinding dekat meja makan yang berbatasan dengan dinding kamar bibi. Tadinya ada akses pintu. namun karena akses menganggu lalu lintas saat bersantap, akhirnya pintu ditutup permanen. Toh ada pintu lain dari belakang. Nah, supaya bekas akses tadi tidak terkesan polos, Onyx pun mengisi posisi pintu yang sudah ditutup bata. Dan terlihat center jika anda melihatnya dari depan rumah.
Faktor unik, kami kemudian menambahkan lampu LED yang ditembakkan persis menerpa dinding Onyx. Posisi lampu LED ada di plafon kamar bibi. Jika lampu dinyalakan, maka akan terlihat cahaya Onyx dari ruang tengah yang sangat indah, anggun dan berkelas. Ya persis kalau Anda lewat di Bank Ekonomi di Grand Indonesia atau main lobby PIM2. Juga coba lihat voyage menjelang ballroom Four Seasons Kuningan. Atau lobby Ritz Carlton, Marriot atau Hyatt Grand Indonesia. Semuanya menggunakan jasa Onyx untuk menunjukkan kemewahan, elegan dan eksklusivitasnya. Coba deh
SPARK ONYX MARBLE
This is a type of onyx marble pieces. The signs are very typical, there are streaks and veins but translucent. Well, Onyx is sized 60x120. The shape is exactly the Onyx contained on Economic Bank in Grand Indonesia East Mall.
Just also found in Pondok Indah Mall 2. Once inside the main lobby area, on the left and right there is a counter Hugo Boss and Aigner. Each side there are 6 (six) pieces pole. roughly the size of 100x30cm which looks from the outside. The pole is wrapped in a translucent Onyx
Not easy to get the goods with veins like this, supposedly imported from Italy. Because Tulungagung, Ujung Pandang, Lampung and Jakarta there is no product that translucent natural stone more than 50%.
The price is so cheap because it does not have to buy a slap, the size of plywood. One slab is usually measuring 150 x 250 cm. Well, the price per meter alone, approximately $ 4 million. Wooww ..
But Onyx is I get only the equivalent of 45 packs of cigarettes. Why? yes because the remaining pieces can be big projects. Fortunately it if often walking around at the store. I came across a dusty onyx lying. After persuading almost 2 weeks, finally the salesmen want to take it off.
Onyx then mounted on a wall near the dining table adjacent to the wall aunt. Had no access door. but due to access disturb traffic while dining, the doors finally closed permanently. Yet there is another door from the rear. Well, that did not impress the former access to plain, Onyx also fill the position of the door that was closed brick. And if you see visible center of the front of the house.
Unique factors, we then add LED lights that were fired hit the wall exactly the Onyx. The position of the LED lights on the ceiling of the room aunt. If the light is turned on, it will be visible light from the living room Onyx is very beautiful, graceful and classy. Yes, exactly when you pass in Economics at the Grand Bank Indonesia or the main lobby of PIM2. Also take a look voyage towards the ballroom of the Four Seasons Brass. Or lobby Ritz Carlton, Marriot or Hyatt Grand Indonesia. Everything using Onyx to show luxury service, elegance and exclusivity. Lets try
DETAIL PERLENGKAPAN RUMAH 2
Lonceng atau bel ini nama aslinya adalah Porch Bell. Didapatkan dari Skotlandia. Seorang teman baik yang kebetulan dapat tugas dari kantornya, travelling ke beberapa Inggris, Wales dan Skotandia. Ketika beliau bertanya mau oleh-oleh apa? Biasanya saya sok terlihat kurang berminat. Padahal sebetulnya sangat berdebar-debar karena saya belum punya koleksi sendok dan gelas mariachi Hard Rock.
Agak lesu ketika dikabarkan teman baik tidak menemukan Hard Rock di Skotlandia. Sebagai pengganti, diperoleh lonceng mungil. Ada tulisan: The Famous Anvil, Gretna Green. Masih ada label harga 12,99 poundsterling. Sekitar Rp 200.000. Menurut ceritanya, the famous anvil Gretna Green adalah souvenir paling khas dari sebuah kota di Skotlandia. Merujuk pada sebuah mitologi jalan yang demikian terkenal. Karena itu, masih cerita teman baik, beberapa teman seperjalanan ingin juga membeli Porch Bell. Namun sayang cuma ada satu, dan tidak ada lagi toko lain yang menjualnya.
Agak menemui jalan buntu saat ingin mencari tahu apa maksud The Famous Anvill Gretna Green. Tidak ada "kata yang match" waktu memasukkannya ke google, wikipedia maupun buku pintar lainnya. Satu-satunya petunjuk adalah istilah Gretna Green pernah dipopulerkan Paramount Pictures Corporation dengan memproduksi film "Gretna Green" pada tahun 1915. Paramount, perusahaan, produsen dan distributor film Amerika Serikat yang bermarkas di Hollywood, California. Mereka adalah perusahaan studio film tertua Amerika Serikat yang masih bertahan. Paramount dimiliki oleh konglomerat media, Viacom.
Yang jelas, Porch Bell The Famous Anvil Gretna Green kini sudah duduk manis di ruang makan. Bersebelahan dengan dinding marmer onyx ukuran 60x90 meter. Fungsi Porsch Bell, tentu hanya sebagai penguat ornamen dan penguat aksen. Tapi bisa juga sesekali difungsikan sebagai tanda panggilan untuk makan bersama.
PORCH BELL
Bell or buzzer is his real name is Porch Bell. Obtained from Scotland. The best friend who happened to be the duties of her office, traveling to some of England, Wales and Skotandia. When she asked what would a souvenir? Usually my ass look less interested. When in fact very excited because I have not had a collection of spoons and cups mariachi Hard Rock.
Somewhat sluggish when reportedly she did not find the Hard Rock in Edinburg. As a substitute, obtained a small bell. It says: The Famous Anvil, Gretna Green. There is still a £ 12.99 price tag. Around Rp 200,000. According to the story, the famous Gretna Green anvil is the most typical souvenirs from a town in Scotland. Refers to a mythological path so famous. Therefore, the story is friend of mind, some traveling companions wanted to also buy the Porch Bell. But unfortunately there is only one, and there is no other stores that sell them.
A bit stumped when trying to figure out what the intent of The Famous Anvill Gretna Green. There is no "word match" when put into google, wikipedia and other smart book. The only clue is the name Gretna Green had popularized Paramount Pictures Corporation and produces the film "Gretna Green" in 1915. Paramount, the company, producer and film distributor based in the United States Hollywood, California. They are the company's oldest film studio United States which still survive. Paramount is owned by media conglomerate, Viacom.
Whatever, Porch Bell The Famous Gretna Green Anvil is now sitting pretty in the dining room. Adjacent to the walls of onyx marble size of 60x90 meters. Function Porsch Bell, of course only as an amplifier and ornament accent. But it can also occasionally functioned as a call sign to eat together
Kasa nyamuk itu macam-macem model, level kualiatas dan harga. Kami memang butuh kasa nyamuk, karena desain rumah yang cukup banyak lubang angin, akan memungkinkan nyamuk masuk menggigit siapa saja yang ada di rumah. Padahal dengan desain rumah yang lama yang tidak begitu banyak lubang angin, nyamuknya sangat masif dan mengganggu.
Cukup pusing juga saat ingin memilih jenis kasa nyamuk. Ada yang Rp 100 ribu rupiah per meter, tapi ada juga yang Rp 500.000 untuk satu jendela lubang angin. Yang paling bagus adalah dari material alumunium hitam. Untuk merekatkannya digunakan magnet. Sangat gampanh bila ingin membersihkan. Ada dua tali tersembunyi. Klik, hanya butuh satu detik untuk mencopotnya. Dan lima detik untuk memasangnya. So, tanpa pikir panjang, saya langsung order kasa nyamuk magnet ini.
Sungguh kaget karena ternyata lubang yang harus ditempel kasa nyamuk, hampir 20 meter lebih. Mamma mia. Ya, sudah, telanjur basah. Bungkus.
MOSQUITO NET
Mosquito netting various models, the level and quality of the price. We do need a mosquito net, because the design is pretty much house vent, will allow mosquitoes to bite into anyone's home. Though the design of the old houses that are not so many holes wind, mosquitoes are very massive and disturbing.
Quite dizzy when trying to choose the type of mosquito netting. There is Rp 100.000 per meter, but there is also a Rp 500.000 for a single window vent. The best are from black aluminum material. To use magnets taped. Very easy if you want to clean up. There are two hidden straps. Click, it only takes a second to take them off. And five seconds to set it up. So, without thinking, I immediately order this mosquito magnet.
Really surprised because there are holes that must be affixed mosquito netting, nearly 20 yards more. Mamma mia. Well done..Arggghhhh..
Lonceng Italia
Saya kutipkan langsung dari dolphin blogspot = Lonceng Antik ini biasa digunakan di daerah Eropa (biasanya dipoduksi di Italia, referensi dari artikel yang ada). Di bagian bellnya tertulis kalimat "Vocem meam audi qui me tangit". Bahasa latin, yang artinya ....siapa yang menyentuh saya akan mendengar suara saya.
Sebagai referensi dapat dilihat di http://heidi-heartandhome.blogspot.com/2010/09/qui-me-tangitat-heart-and-home.html .
Terbuat dari kuningan/brass eropa dengan suaranya yang nyaring, jika dibunyikan di daerah sepi dapat terdengar hingga +200 meter, ditemukan di suatu kota tua di daerah pesisir utara Jawa yang dahulu kala merupakan salah satu kota utama perdagangan, saat ditemukan kondisi Bell berlapis debu, berwarna lusuh dan hitam. Ukuran tinggi/panjang kurang lebih 30 cm, cukup besar untuk ukuran bell rumah.
Dari bentuknya yang artistik dapat menambah keindahan rumah. Bagian badan bell, ornamen beserta penyangganya masih asli, hanya rantai penariknya saja yang bukan orisinil. Saya kemudian menemukan rantai tembaga secara tidak sengaja. Berkali-kali saya menitip membeli rantai besi ke beberapa teman. Dari rantai besi, stainles steel hingga rantai biasa. Semuanya gagal. Karena ukurannya terlalu besar dengan bobot berat, jadi terlihat aneh. Sampai kemudian Pak Toto (tukang cat) menawarkan rantai tembaga yang ditemukan secara tidak sengaja di gudangnya. Thanks Pak Toto.
Bell italia itu kini terpasang anggun di tiang Travertine. Bagian bawa terlihat lantai carport dari tegel lama motif langka.
ITALIAN BELL
I quote directly from the dolphin blogspot: Antique bell is commonly used in Europe (usually produced in Italy, a reference from an existing article). At the bellnya written sentence "meam Vocem tangit audi qui me". Latin language, which means .... anyone who touches me will hear my voice.
As can be seen in http://heidi-heartandhome.blogspot.com/2010/09/qui-me-tangitat-heart-and-home.html reference.
Made of brass europe with a loud voice. If played in the quiet area can be heard up to +200 meters, was discovered in an old city in northern coastal areas of Java yore is one of the main city of trade, while Bell was found coated with dust conditions, shabby and black in color. Height/length approximately 30 cm, large enough for the size of the house bell.
From an artistic form can add to the beauty of the house. Body parts bell, ornament and its buffer is still the original, only the chain pullers are not original. I then found a copper chain by accident. Many times I asks for help buy iron chains to some friends. Of chains of iron, stainless steel up to regular chains. All failed. Because of its size is too large with heavy weights, so it looks weird. Until then Mr. Toto (painter) offers a copper chain which was discovered by accident in his warehouse. Thanks Mr. Toto.
Italian Bell is now installed on the pole elegant Travertine. Take part looks old tiled floor carport of a rare motif.
Kamis, 20 Oktober 2011
AKHIRNYA MASALAH CEROBONG ITU BERES (Chimney problem is finally solved)
Proyek sudah selesai, bahkan sudah ditempati, bukan berarti 100% masalah beres. Pasti ada-ada saja masalah detail dan kecil yang mengganjal. Entah karena memang belum sempat tersentuh, salah material, atau kurang sreg pemiliknya.
Begitu juga dengan Jengki Vintage. Setelah hampir sebulan menempatinya (lagi), salah satu masalah yang tidak beres-beres juga adalah soal cerobong asap untuk pembuangan asap dari Cooker Hood merek TEKA yang baru terpasang.
Sebetulnya, salesman TEKA (ini brand Spanyol yang lama jadi sponsor utama Real Madrid. Salah satu alasan yang membuat saya melirik Teka) sudah mengisyaratkan bahwa perangkat Cooker Hood ini tidak mewajibkan pemasangan cerobong tambahan. "Karena cooker hood Teka mampu mengisap asap hasil pembuangan dari proses memasak, secara otomatis mampu diproses menjadi udara norma yang tidak berasap dan berbau," janjinya.
Tapi mana mau saya mengandalkan proses otomatisasi itu. Wong prinsip Cooker Hood adalah menyalurkan dan membuang asap hasil proses memasak dan bau masakan ke luar ruangan. Sehingga rumah terasa lebih bersih dan tidak dicemari oleh bau masakan yang belum tentu membuat nyaman semua orang.
Untuk gampangnya, saya kemudian membeli 1 batang pipa merek wavin ukuran 4 inchi (sesuai dengan ukuran lubang cooker hood). Tebalnya lebih dari 3mm. Kemudian pipa Wavin tadi dipotong-potong sesuai dengan ketersediaan ruang. Untuk menyambungnya, dipilih knee merek Ruchika, yang katanya merupakan brand sambungan pipa paling baik.
Sayang karena ada bidang yang terlihat di antara kitchen set dan plafon sebesar 65cm, maka batang pipa Wavin tampak menganggu mata. Kayaknya kebanting dengan pilihan material yang ada di dapur.
Karena kesibukan kantor, saya akhirnya minta tolong seorang sahabat untuk membelikan pipa Stanless Steel di kawasan Lindeteves, Jl Hawam Wuruk. Selain kawasan Jembatan Lima, ITC Lindeteves inilah merupakan kumpulan pedagang besi paling lengkap dengan harga paling kompetitif di Jakarta.
Masalah muncul saat sahabat tadi menanyakan soal ukuran. Saya kemudian bilang dengan kalimat cari aman, yang penting pipa stanless steel itu sanggup membungkus pipa pvc ukuran 4 mm. Kebingungan terjadi saat di Lindeteves. Karena ternyata antara ukuran pipa PVC dan pipa stainless steel itu memiliki terminologi berbeda.
Ukuran 4 inci pipa PVC adalah ukuran pipa terdalam. Sementara stanless steel justru ukuran terluarnya. Nah, mendapati kenyataan itu di Lindeteves, sahabat tadi kemudian menelepon untuk meminta advice. Ia takut salah. Bukannya mendapat jawaban, si sahabat jadi bingung mendapati saya tidak bisa memberi kepastian soal ukuran stainless steel yang mesti dibeli. Apalagi komunikasi saat ini tidak lancar. Bukan karena signal lagi bolot. Tapi berada di tengah meeting yang penting.
Tapi keputusan harus diambil. Saya kemudian bilang: beli saja ukuran 4,5 inci dengan stainless steel 304 dengan ketebalan yang paling mantap.
Haaahhh? Mata saya terbelalak saat melihat hasil belanjaan itu. Beratnya saja mungkin 10 Kg. Mana mungkin pipa PVC sanggup menggendong besi stainless steel seberat itu sepanjang masa. Salah-salah, pipa SS ini akan ambruk. Dan kalo menimpa orang yang lagi memasak, dijamin orangnya yang bakal mateng alias harus buru-buru dibawa ke rumah sakit. Hadeehhhh. Rasanya nyesak membayangkan barang setara 40 bungkus rokok yang sehari-hari saya isap, akhirnya tidak terpakai alias jadi pengangguran tetap.
berhari-hari saya memikirkan solusinya, bahkan konsultasi dengan Pak Agung, nyatanya opsi terbaik tetaplah stanless steel 4,5 inci ini tidak terpakai. Perasan sontak jadi 20 L. Apa itu, Bro?
Lesu, lemas, lemah, loyo, lelah, lembek, letoy, lembek, lumer, luluh, lusuh, loro, layu, lunglay, limbung, lunak, lantak, luka, leleh, luber..
Dengan feeling 20 L itu sabtu lalu saya menuju Lindeteves. Tak perlu waktu lama, saya langsung menyabet Stainless Steel ukuran 4 Inci. Maklum saya sudah membekali diri dengan data-data pasti ukuran pvc dan knee-nya. Ada dua piliha: SS model mirror (cermin) namun dengan kadar SS 212 (mirip kode Wiro Sableng) dan kilap butek namun dengan kadar SS 304. Saya memilih yang 304 karena dijamin tahan terhadap serangan karat. Atas bantuan Pak Toto, besi SS sepanjangf 65 cm kini telah bertengger dengan anggun.
Malah terkesan serasi dan padu dengan pernik, aksesori dan perkakas yang melekat pada pintu, jendela, cooker hood, zinc, kran, shower yang semuanya adalah dari besi stainless steel 304.
CHIMNEY PROBLEM IS FINALLY SOLVED
The project has been completed, even already occupied, it does'nt means this house 100% problem free. There must be a problem-there is little detail and prop. Whether because it had not touched, wrong material, or less comfortable owners.
So also with "Jengki Vintage" project. After nearly a month occupying it (again), one problem that does not clear up the chimney also is about to exhaust fumes from the Cooker Hood brand new TEKA installed.
Actually, salesman TEKA (this is an Spanish brand was the main sponsor of Real Madrid. One of the reasons that made me glance at Teka) had already hinted that the device Cooker Hood does not require installation of additional chimney. "Because Teka cooker hood capable of sucking the exhaust fumes from the cooking process, capable of automatically processed into a norm that is not air smoky and smelly," he promised.
But where would I rely on the automation process. Because Cooker Hood principle is distributing and disposing of cooking smoke and cooking odors out of the room. So the house felt cleaner and untainted by the smell of cooking that does not necessarily make everyone comfortable.
For convenience, I then bought a brand trunk Wavin pipe sizes 4 inches (according to hole size cooker hood). More than 3mm thick. Wavin pipe was then cut into pieces according to space availability. To connect it, selected brand Ruchika knee, which expert says is the best brand pipe fittings.
Unfortunately because there is a field that looks at the kitchen set and the ceiling of 65cm, then the rod pipe Wavin seems to disturb the eye. I think unproper with the choice of material that is in the kitchen.
Because of busy office, finally i ask a friend to buy Stainless Steel pipes in the region Lindeteves, Jl Hawam Wuruk. In addition to the Jembatan Lima area, ITC Lindeteves this is the most complete collection of iron merchant with the most competitive prices in Jakarta.
The problem arises when a friend asked me about the size. I'm not so sure, which is important stainless steel pipe was able to wrap the pvc pipe size of 4 mm. Confusion occurs when the Lindeteves. As it turns out the size of PVC pipe and stainless steel pipe that has a different terminology.
Size 4 inch PVC pipe is the pipe size deepest. While stanless steel outer measure precisely. Well, found the fact that in Lindeteves, a friend had later phoned to ask for advice. He was afraid of. Instead of getting an answer, the friend found so confused I can not give certainty about the size of stainless steel that must be purchased. Moreover, the current communication is not smooth. Not because bad signal again. But in the middle of an important meeting.
But the decision should be taken. I then say: buy it measures 4.5 inches with 304 stainless steel with the thickness of the most steady.
Olara, mamma mia? My eyes widened when he saw the results of the groceries. Weighing just maybe 10 Kg. Which might be able to hold the PVC pipe stainless steel metal weighing it all the time. Sometimes i'm sure, this SS pipe will collapse. And if happen to people who cook again, guaranteed people who would have to rush to the hospital. Wooowww. It feels not good to imagine equivalent 40 packs of cigarettes that I smoked daily, so eventually unused.
days I think of solutions, even consulting with Pak Agung Nurcahyo (contractor), in fact the best option remains the 4.5-inch steel stainless Steel unused. Suddenly to 20 bad feelings . What is it, bro?
Lethargic, weak, weak, sluggish, tired, flaccid, letoy, soft, melt, melted, shabby, sick, withered, slowy, giddy, soft, pieces, wound, melt, overflow ..
With 20 bad feeling last Saturday I headed Lindeteves. It was not long, I was immediately found Stainless Steel 4 inch size. Understandably I have to equip themselves with a certain data size pvc and his knee. There are two choice: SS mirror model but with higher levels of SS 212 and gloss levels muddy but with SS 304. I chose the 304 because it is guaranteed resistant to corrosion attack. The help of Mr. Toto (handyman), iron SS 65 cm has now perched gracefully.
In fact impressed with the harmonious and coherent knacks, accessories and tools are attached to doors, windows, cooker hood, zinc, faucets, showers all of which are of iron stainless steel 304.
TERAKOTA 40X40 (Terra-cotta 40x40)
Terakota model ini bisa dipastikan tidak ada lagi yang memproduksinya. Ukuran 40x40 cm dengan berat hampir 10 kg. Produksi sekarang, karena pertimbangan efisiensi, penggunaan material dan harga jual, dibuat lebih mini dan dengan berat maksimum 2 kg. Sehingga bisa dipastikan Terakota persegi empat ukuran 20x20cm dan berat 10kg adalah produk masa lalu. Bahkan mungkin pra VOC Belanda masuk ke Indonesia.
Saya kemudian memasangnya di halaman teras belakang. Muat 15 buah Terakota, dengan dipasang renggang dan berjarak 10 cm. Di antara celah Terakota, ditanami rumput gajah ukuran sedang. Tampak manis dan elegan, walau mungkin hanya sedikit orang memahami cerita Terakota yang sama tuanya dengan sejarah Tanah Indus (sekarang Pakistan) 3000 tahun sebelum Masehi.
Terakota, terakota, terra cotta atau terra-cotta (dari bahasa Italia, yang berarti "tanah bakar"). Dengan sendirinya diadaptasi dari bahasa Latin terra cocta yang bermakna tembika. Dibuat Dari tanah liat, walaupun istilah ini juga dapat diterapkan untuk keramik dikilapkan, terdapat bagian material dibakar terlebih dahulu, berpori dan berwarna merah.
Penggunaan terakota biasanya juga diikuti penggunaan pembuluh, air dan pipa air limbah dan hiasan permukaan dalam konstruksi bangunan. Bisa dilihat dari patung Tentara Terracotta dan patung terakota Yunani. Istilah ini juga digunakan untuk merujuk kepada barang yang terbuat dari bahan alami dan untuk warna, oranye kecoklatan, yang bervariasi. Dalam sejarah arkeologi dan seni, "terakota" sering digunakan untuk benda yang tidak dibuat pada roda tembikar, seperti patung-patung, di mana benda yang terbuat pada roda dari bahan yang sama, bahkan mungkin oleh orang yang sama, disebut tembikar, pilihan istilah tergantung pada jenis obyek lebih material.
patung-patung mentah terakota wanita, ditemukan oleh arkeolog dalam penggalian dari Mohenjo-daro dan Harappa, dua situs perkotaan terkenal periode Lembah Indus (3000-1500 SM), tempat yang sekarang bernama Pakistan. Bentuk lingga batu ini menunjukkan semacam kultus kesuburan dan keyakinan terhadap Mother Goddes. Peneliti dari Burney percaya, ini adalah plak terakota dari Mesopotamia Kuno yang beredar sekitar 1950 SM.
Orang Yunani kuno dapat diidentifikasi dari patung-patung Terakota Tanagra yang diproduksi secara massal, melalui proses cetakan-cor patung-patung terakota. Penggunaan terakota yang paling mahsyur dan signifikan bisa ditelaah dari sejarah Kaisar Qin Shi Huang. Terkenal dengan tentara TerracottaCina, dibangun pada 210-209 SM. Liputan tentang terakota trentara cina sudah sangat sering kita saksikan lewat tayangan NG Channel dan kesejarahan lainnya.
Patung pra-kolonial Afrika Barat juga cukup masif menggunakan bahan terakota. Daerah-daerah yang paling diakui untuk memproduksi seni terakota di bagian dunia termasuk budaya Nok, ada di bagian tengah dan utara-tengah Nigeria. Sumbu Ife/Benin budaya di barat dan selatan Nigeria (juga mencatat untuk patung yang sangat naturalistik), dan budaya daerah suku Igbo timur Nigeria, yang unggul dalam tembikar terakota. Ini, terkait, tetapi terpisah tradisi, melahirkan sekolah-sekolah yang rumit dari perunggu dan patung kuningan di daerah tersebut.
Pematung Prancis Albert-Ernest Carrier-Belleuse membuat banyak potongan terakota. Tapi mungkin yang paling terkenal adalah The Abduksi Hippodameia menggambarkan adegan mitologi Yunani dari Hippodameia penculikan centaur di hari pernikahannya. Arsitek Amerika Louis Sullivan dikenal untuk hiasan yang rumit terakota mengkilapnya. Sebuah desain yang tidak mungkin dapat diaplikasi pada media lainnya. Terakota dan ubin juga digunakan secara luas di gedung-gedung kota Victoria Birmingham, Inggris.
TERRACOTA
Terracotta model is certainly no longer produce it. Size 40x40 cm, weighing nearly 10 kg. Common Terracota production, considerations of efficiency, the use of materials and the selling price, made more mini and premises that the maximum weight of 2 kg. So that we can be sure Terracotta 20x20cm rectangular size and weight of 10kg is the product of the past. It may even pre VOC Dutch came to pre-Indonesia.
Then, I put it in the courtyard patio. Load 15 pieces Terracotta, with fitted tenuous and is 10 cm. In the crevice between Terracotta, planted with grass medium. Looks sweet and elegant, though perhaps only a few people understand the story Terracotta is as old as the history of the Land of the Indus (now Pakistan) 3000 years before Christ.
Terracotta, terracotta, terra cotta, or terra-cotta (from the Italian meaning "land of fuel", which itself comes from the Latin terra cocta) is pottery made of clay, although the term can also be applied to glazed ceramics where the fired body is porous and red in color. Its uses include vessels, water and waste water pipes and surface embellishment in building construction, along with sculpture Such as the Terracotta Army and Greek terracotta figurines. The term is also used to refer to items made out of this material and to its natural, brownish orange color, the which varies considerably. In Archaeology and art history, "terracotta" is Often used of objects not made on a potter's wheel, Such as figurines, where objects made on the wheel from the same material, possibly even by the same person, are Called pottery; the choice of term Depending on the type of object rather than the material
Crude terra-cotta female figurines were uncovered by archaeologists in excavations of Mohenjo-daro and Harappa, two large urban sites of the Indus Valley period (3000-1500 BC) in what is now Pakistan. Along with phallus-shaped stones, these suggest some sort of fertility cult and a belief in a Mother Goddess.[7] The Burney Relief is an outstanding terracotta plaque from Ancient Mesopotamia of about 1950 BC.
The ancient Greeks Tanagra figurines are mass-produced mold-cast and fired terracotta figurines. Significant uses of terracotta have included Emperor Qin Shi Huang's Terracotta Army of China, built in 210–209 BC.
Precolonial West African sculpture also made extensive use of terracotta.[8] The regions most recognized for producing terracotta art in this part of the world include the Nok culture of central and north-central Nigeria, the Ife/Benin cultural axis in western and southern Nigeria (also noted for its exceptionally naturalistic sculpture), and the Igbo culture area of eastern Nigeria, which excelled in terracotta pottery. These related, but separate, traditions also gave birth to elaborate schools of bronze and brass sculpture in the area.
French sculptor Albert-Ernest Carrier-Belleuse made many terracotta pieces, but possibly the most famous is The Abduction of Hippodameia depicting the Greek mythological scene of a centaur kidnapping Hippodameia on her wedding day. American architect Louis Sullivan is well-known for his elaborate glazed terracotta ornamentation, designs that would have been impossible to execute in any other medium. Terracotta and tile were used extensively in the town buildings of Victorian Birmingham, England.
TOILET KAMAR ATAS (upstairs toilet)
1. Granite adalah jenis batu alam yang paling kuat, tahan udara panas atau dingin, sulit berubah bentuk dan warna. Karena itu Granit adalah pilihan favorit untuk kebutuhan outdoor. Kekurangnya, pilihan motifnya terbatas - kalau bukan bintik-bintik atau abstrak seperti kepingan mutiara atau shell.
Dipilih kombinasi granite bintik-bintik merah-itam dan bintik putih hitam untuk seluruh bidang dinding toilet atas. Saya tidak yakin apa nama bintik merah. Mungkin Giallon Veneziano, Red Balmoral, Rosa Beta atau Rosa Porrino. Untuk yang bintik putih, agak lebih yakin dengan jenis Starwhite.
Kenapa begitu? Ya, saya belinya dipinggir jalan. Saat itu saya pas mencari alternatif dari jalan reguler saya tol salkot karena dapat info macet dari twit. Keluar dari Simatupang, malah ketemu penjual Granit yang punya barang bagus, tapi tidak tahu apa-apa soal barang dagangannya.
Kelihatannya sisa bangunan besar dan penjualnya tidak tahu menahu soal jenis Granit ini. Kali ini saya mau menyebut angka, harganya Rp 1.750.000 untuk kebutuhan dinding kamar mandi yang kira-kira 30 meter per segi. Walaaaah, padahal setelah check ke toko harganya hampir Rp 2 juta per meter2. Lucky bas**rd.
Bintik merah sangat memuaskan, namun sedikit kecewat untuk starwhite. Terlihat ada sedikit bercak. Tapi mempertimbangkan harga yang lebih murah 1/30 dari harga normal, ya sudahlah. No problem.
2. Sanitary memakai produk American Standard. Biasa disingkat Amstad. Waktu itu baca iklan di harian KOMPAS, jual paket Sanitary Amstad. Terdiri dari kloset, westafel, kran, shower. Paket ini lumayan ekonomis, langsung tabrak di Mitra 10. Sementara perlengkapan sanitary lainnya, ada dari produk RAFES (simpan handuk) dan TOTO (konsol penyimpan sikat gigi dll).
3. Lantai. Menggunakan marmer Verde Patricia berwarna hijau tua. Konon dari Pakistan, beratnya minta ampun. Saya melarang keras ada pemotongan slab. Di bagian kering adalah Verde Patricia yang licin, sementara yang basah Verde yang sudah kena acid alias proses pengasaran. Si penjual melakukan eksperimen dengan menyiram acid di Verde. Karena tidak puas, proses acid tidak dilanjutkan ke slab Verde lainnya. Sehingga boleh jadi, ini adalah satu-satunya Verde dengan permukaan kasar. Kami memang butuh marmer permukaan kasar, sehingga tidak licin saat mandi.
Namun ukuran slab 1,5 x 3 meter terlalu besar untuk bidang 1,5 x 0,8 meter. Ah, tidak ambil pusing. Sisanya dijatahkan untuk lantai ruang cuci dan kamar mandi belakang. Terlalu mewah untuk toilet pembantu? Ga masalah, toh rumah gue juga. Apalagi arga perolehannya, setara harga keramik. Hehehe....
4. Untuk pintu dan jendela, dari bahan jati. Semua materialnya sama dan sebangun dengan yang digunakan di ruangan lainnya.
UPSTAIRS TOILET
1. Granite is a type of natural stone are the most powerful, lasting heat or cold, it is difficult to change shape and color. Because of that Granite is a favorite choice for outdoor needs. Weaknesses, limited choice of motive - if not spots or abstract such as pearl or shell pieces.
Selected combinations of red spots granite-black and white spots for the entire field wall above the toilet. I'm not sure what the name of red spots. Maybe Giallo Veneziano, Balmoral Red, Rosa Beta or Rosa Porrino. For the white spots, somewhat more confident with this type of Starwhite.
Why is that? Yes, I bought alongside a road. When I was looking for an alternative to fitting my regular road "tol Dalkot" info as it can jam from twitter. Out of Simatupang, even met the seller Granite that have good stuff, but do not know anything about his wares.
Apparently the rest of the building and the seller does not know anything about this type of Granite. This time I want to mention numbers, the price to Rp 1.75 million for the needs of the bathroom wall that is roughly 30 square meters. Suiittt.. suittt, but after checking into the store it costs nearly $ 2 million per meter2. Lucky bas**rd.
Red spots are very satisfactory, but slightly disappointed to starwhite. Looks a little spotting. But consider a cheaper price 1 / 30 of the normal price, yes please. No problem.
2. Sanitary wear American Standard products. Commonly abbreviated Amstad. At that time reading advertisements in the daily Kompas, Amstad Sanitary sale package. Consists of the closet, westafel, faucets, shower. The package is quite economical, direct hit on the MITRA 10. While other sanitary fixtures, there is a product of RAFES (save towels) and TOTO (console storage toothbrushes, etc.).
3. The floor. Using Verde Patricia marble colored dark green. It is said of Pakistan, the weight very heavy. I am strictly prohibits any reduction in the slab. In the dry is a slippery Patricia Verde, while the wet Verde who have reached the acid coarsening process. The seller did experiments with acid poured on the Verde. Not satisfied, the acid does not proceed to other Verde slab. So perhaps, this is the only Verde with a rough surface. We do need a rough surface marble, so it is not slippery when bathing.
But the size of the slab 1.5 x 3 meters is too large for the field of 1.5 x 0.8 meters. Ups, do not give a damn. The remainder allocated to the laundry room floor and rear bathroom. Too fancy for toilet maid? Do not matter, anyway my house too. Moreover price acquisition, the equivalent price of ceramics. Hahahaha..
4. For doors and windows of teak. All material congruent with that used in other rooms.
Selasa, 18 Oktober 2011
TAMPAK DEPAN 1 (Front Side)
TERAS DEPAN
1. Lantai: Granit Tropical Brown from Italy. Hanya satu slab alias tidak ada potongan. Hampir 100% membungkus wilayah lantai teras dengan bidang 2x3 meter. Lis dan pinggirnya dari Granit Nero Italy. Penggunaan Granit Nero untuk menyatukan tone warna bagian "kaki" yang semuanya dari Nero alias hitam.
2. Kursi: sepasang kursi bioskop Sampoerna original. Kayu jati hanya dipermulus, dan alas bokong dari rotan diganti busa yang dibungkus kulit asli masroto, warna cappucino. Dipermanis dengan meja bulat, juga dari material jati.
3. Dinding: Marmer Palissandro slap. Rata-rata ukuran 1,5 x 2,5 meter. Untuk bidang 22 meter per segi, slab-slab tadi kemudian disambung dan ditempelkan di tembok dengan teknik pasang marmer paling rumit. Pasang angkur, slut, saling ikat, lem marmer dan poles berdiri.
4.Pintu: Jati dari perbatasan Jateng dan Jatim. Model Customize. Sepasang pintu gandeng dengan ukuran besar, dengan model kolonial. Kusennya setebal 12 cm solid atau tidak ada wilayah kosong di bagian tengahnya. Dilengkapi dengan handle dan kunci, pelor, penahan pintu dan kunci rahasia dari RAFES from England. Sementara engsel size 6 inci terpaksa menggunakan brand JJ from Spain. Karena engsel Rafes maximal ukuran 5 inci. Semunya dengan material Stainless Steel 304. Gampang kok ngetesnya. Beli cairan kimia untuk test stainless steel. Teteskan di material. Kalau besi berubah warna, berarti tidak murni 304. Bisa-bisa 212 alias wiro sableng alias Anda tertipu. Teknik sederhana lainnya, rekatkan magnet ke material yang mau dites. Jika tidak melengkat, besar kemungkinan itu adalah asli 304.
Bahan material semuanya solid, alias tidak kopong atau tidak ada wilayah yang kosong
1. Lonceng Italy: Saya kutipkan langsung dari dolphin blogspot = Lonceng Antik ini biasa digunakan di daerah Eropa (biasanya dipoduksi di Italia-referensi dr artikel yang ada) sebagai bell yang diletakkan di depan rumah, di bagian bellnya tertulis kalimat " Vocem meam audi qui me tangit " bahasa latin, yang artinya ....siapa yang menyentuh saya akan mendengar suara saya...
Sebagai referensi dapat dilihat di http://heidi-heartandhome.blogspot.com/2010/09/qui-me-tangitat-heart-and-home.html .
Terbuat dari kuningan/brass eropa dengan suaranya yang nyaring, jika dibunyikan di daerah sepi dapat terdengar hingga +200 meter, ditemukan di suatu kota tua di daerah pesisir utara Jawa yang dahulu kala merupakan salah satu kota utama perdagangan, saat ditemukan kondisi Bell berlapis debu, berwarna lusuh dan hitam. Ukuran tinggi/panjang kurang lebih 30 cm, cukup besar untuk ukuran bell rumah. Dari bentuknya yang artistik dapat menambah keindahan rumah. Bagian badan bell, ornamen beserta penyangganya masih asli, hanya rantai penariknya saja yang bukan orisinil. Sebagai perbandingan, gambar ke 3 saya upload dari alamat referensi tersebut di atas.
2. Konsol segi tiga. Sepasang konsol dari bahan besi. Berat sekali. ukuran sekitar 30x15c,. Ada tulisan 1.868 (kalo tidak salah) yang dapat diraba. Tidak jelas apakah angka itu adalah tahun pembuatan atau kode produksi. Yang jelas konsol segitiga ukuran mini ini, memang sangat jarang didapatkan. Yang lazim itu panjangnyanya antara 60 hingga 100 cm. Sementara bidang mendatarnya, ada yang sama dengan panjangnya. Tapi juga ada yang pendek.
Motif konsol segitiga ini mencerminkan seni tingkat tinggi, tanpa sambungan las, sangat halus. Entah dulu dibuat dari teknik pahatanatau cetakan.
3. Pilar atau tiang utama teras memanjang dari lantai bawah hingga mentok, sebagai penahan atap atap balkon atas. Sebelum renovasi, pilar ini berbentuk bulat dan hanya sampai atap teras bawah. Saat renovasi, modelnya diganti dengan model persegi panjang, ukuran 60x40cm. Nah, sepertiga bagian atas kemudian membesar membentuk arah segitiga. Ini desain khas Jengki. Pilar ini kemudian dibalur Travertine. Sebuah jenis batu marmer dengan kadar kapur lebih tinggi.
Memilih Travertine, terinspirasi saat berkunjung ke Vatican (lihat posting: Travertine dn Vatican). Dilalah, Travertine ini juga jenis marmer yang lumayan difavoritkan mall-mall besar besar dan hotel bintang 5. Hampir saya saya pastikan 90% mall dan hotel mewah di Jakarta, menggunakan travertine. Yang paling mencolok adalah Grand Indonesia. Hampir semua lantai dan dinding GF indoor memakai Travertine.
Begitu juga dengan Kempenski (Bali room dan ball room. Ini ruangan berbeda, letaknya di east dan west mall. sering bikin nyasar). Bila dipadu dengan granit nero sebagai "kaki", penampakan Travertine akan tampak memukau dan outstanding.
Mencari Travertine bukan perkara mudah. Karena ternyata jenisnya banyak sekali: ada Ramona, Golden, Silver, Grey, Classico, Navona, Giallo, Rosso, Noce, Yellow, dan banyak lagi. Belum lagi teknik finishing. Ada yang membiarkannya polos (gedung XL di Mega Kuningan), ada yang diisi cairan kimia yang teransparan, ada yang kemudian diperkaya dengan semacam pelitur. Belum lagi bicara soal ketebalan. Yang paling murah itu, tebalnya hanya 1,4 cm dan paling tebal yang saya temui adalah 2 cm pas. Lebih mumet lagi bila Anda ditanyakan mau slab persegi empat atau yang bergerigi sesuai bentuk batu. Apapun pilihan Anda, sangat berpengaruh ke harga Travertine yang umumnya dijual dengan banderol US dollar?
Kenapa? karena konon memang dimpor dari gunung Travertino di Italia. Tapi jangan salah, marmer travertine yang masuk Indonesia justru mayoritas masuk dari Turki, India dan Pakistan. Karena semakin terbatasnya resource dari Italia, pengusaha marmer kemudian beralih ke negara-negara lain untuk mencari material mirip dari desa Travertino di Italia. Bedanya, jika Travertine Italia siap pakai, bongkahan batu tinggal dibelah-belah tipis 2 cm, maka produksi negara lain justru dicetak. Bahkan konon ada pabrik pengolahannya di Tangerang dan dekat Dadap Cengkareng.
Beruntung yang saya dapatkan adalah asli Italia, ketebalan 2 cm, ulir Ramona Classico kombinasi, fill (supaya tidak gampang rapuh) dan poles kilap serta bentuknya per segi empat. Travertine ini kemudian dipasang menutupi dua pilar atau tiang teras. Ini salah satu periode pemasangan yang paling rumit dan menegangkan. Tidak boleh salah, pecah atau salah memasang arah urat Travertine. Sebab, merupakan satu kesatuan. Jika salah, tidak ada lagi penggantinya. Karena, istilah penjual marmer, blok Travertine yang saya beli ini, tidak ada lagi duanya. Belum tentu ada barang dari Blok yang sama bakal masuk ke Indonesia lagi.
Satu lagi, supaya pilar tidak terkesan kurus, dibuatkan semacam skirt atau aksen di bagian sepertiga ke bawah. Bagian bawah lebih tebal 2 cm, sesuai ketebalan marmer. Jadi tampak harmonis dan seimbang.
4. Untuk penyekat antara balkon dan teras bawah, dibutuhkan marmer yang match dengan Travertine dan Polissandro Classico di dinding. Jika berbeda dan tidak balance, hancurlah tampak depan rumah ini. Bisa-bisa dituduh norak dan menyilaukan mata.
Di saat hunting, tidak sengaja saya mendengar ada truk bermuatan Polissandro Statuario mengalami kecelakaan ringan di tol. Sial, beberapa slap retak dan pecah. Eh, kebetulan saya kenal manajer tokonya. Mungkin karena kesal atau buang sial, si engkoh menawarkan 20% dari harga normal Statuario "Kondisi barangnya apa adanya." ini istilah untuk menghaluskan kondisi marmer yang pecah dan retak. Saya kemudian coba nego, "Ok, asal yang ukuran lebarnya yang minimal 40cm. Kalau lebih kecil, saya tidak mau. Karena akan sulit membuat ornamen dari marmer yang kurang dari 40 cm lari."
Memang ukuran segitulah kebutuhan saya. Untuk penyekat dinding teras dan balkon atas. Begitu juga untuk bahan anak tangga dan dinding dapur. Tertegun saya ketika si angkoh bilang, "Boleh deh, asal ambil semua." setelah hitung-hitung jumlahnya ternyata sekitar 26 meter per segi. Bungkus. Saya malah dikasih bonus potongan-potongan kecil yang kurang dari 40 cm. Cocok banget untuk plint atau lis.
Apa ciri khas Palissandro Statuario? kalo penasaran klik: www.omniamarble.com atau www.italian-marble.com. Sekilas coraknya seperti belahan kayu, warna krem hingga cokelat. Natural sekali. Inilah jenis Palisandro yang paling mutakhir masuk ke Indonesia. Tebalnya 2 cm, asli Italy. Seandainya harus membeli dengan banderol harga asli, saya pasti tidak sanggup. Alhamdulillah ya, jadi sesuatu... jiaaahhh, garing. kriuk..kriukkk
Roaster atau angin-angin: Dari bahan jati, ukuran terluar 30x20 cm. Ketebatalan jati 8cm. Jumlahnya masing-masing 3 untuk kiri dan kanan. Nah, jika dijumlah dengan balkon atas, berarti ada 12 roaster. Semua roaster dipasangkan teralis besi solid dengan motif yang sama dengan angin-angin segiempat yang terdapat di atas jendela dapur. Semua roaster dilengkapi kasa nyamuk yang bermagnet. Materialnya dari alumunium hitam yang dijamin tidak bakal karat atau keropos. Kasa Ini mencegah nyamuk, serangga dan menpis debu yang masuk ke rumah. Kasa magnet memudahkan saat dibersihkan.
1. Jendela model krapyak. Terdiri dari dua lapis jendela. Satu model krapyak alias jati berkisi-kisi ke bawah. Bagian dalam menggunakan fram jati dengan kaca setebal 1,2 cm di bagian tengahnya. Kalo malas menggunakan AC, buka jendela kaca dari dalam. Tapi bila pengen sejuk, tinggal tutup daun jendela kaca. Untuk daun krapyak, tergantung kebutuhan. Kalau malam, better ya ditutup juga. Tapi kalo mau segar-segar, tampaknya cukup dengan jendela kaca. Wong tebalnya 1,2 cm. Pake martil pun belum tentu pecah.
Sebagai pelengkap jendela dan kusen jati, dihubungkan oleh material RAFES: kunci kotak, hook, engsel. dan penahan jendela dari dalam.
Untuk keawetan warna lasur jati, dibuatkan frame tembok dari model Jengki. Khas tahun 70an yang berbentuk miring ke dalam.
2. Sebagai pemanis, di bawah jendela ditempatkan kursi jati garis-garis. Model garis-garis di[pilih, agar senapas dengan model krapyak.
Ayam-ayam. Itu adalah penangkal petir dari bahan temabaga. Tiangnya menggunakan material kuningan. Tembaga dan kuning ini tidak bakal kena karat. Model ayam-ayam yang berfungsi sebagai penangkal petir ini, setahu saya hanya ada 4 di Jabodetabek. Gereja Pniel Pasar Baru, Gereja di sudur Taman Surapati, Gereja besar di Bogor dan yang di rumah ini.
TERRACE
1. Floor: Tropical Brown Granite from Italy. Only one piece slab alias does not exist. Almost 100% wrap porch with a floor area of 2x3 meter field. Lis and the edges of the Granite Nero Italy. Use of Granite Nero to unify the tone color of the "legs" that all of Nero (black).
2. Chairs: Sampoerna original pair of theater seats. Teak wood repaired only, and buttocks of rattan mats replaced the original leather-wrapped foam Masroto, the color of cappuccino. Sweetened with a round table, also of teak material.
3. Walls: Marble Palissandro slab. The average size of 1.5 x 2.5 meters. For the field of 22 meters per side, slab-slab was then spliced and taped to the walls with marble pairs of the most complicated techniques. Attach anchor, slut, tied together, glue and polish marble stand.
4. Doors: Teak from the border of Central Java and East Java. Customize model. A pair of doors coupled with large size, with the Colonial Model. 12 cm thick ledge solid or no empty area in the middle. Equipped with handle and lock, bullets, retaining the door and the secret key of RAFES from England. While the hinge size 6 inch JJ was forced to use a brand from Spain. Because the hinge Rafes maximum size of 5 inches. Intercede with the material Stainless Steel 304. So how we tested. Buy liquid chemicals to test stainless steel. Squirt in the material. If the iron changes color, it means that no pure 304. Could have 212 fooled. Other simple techniques, glue a magnet to the material that will be tested. Sticky each others.
Otherwise, it is likely the original 304. Materials are all solid, not hollow or alias does not exist an empty section.
1. The bells Italy: I quote directly from dolphin blogspot = Antique Clocks is commonly used in Europe (usually dipoduksi in Italy-existing article reference dr) as a bell that is placed in front of the house, in the written sentence bellnya "meam Vocem audi qui me tangit "Latin language, which means .... anyone who touches me will hear my voice ...
As can be seen in http://heidi-heartandhome.blogspot.com/2010/09/qui-me-tangitat-heart-and-home.html reference.
Made of brass / brass europe with a loud voice, if played in the quiet area can be heard up to +200 meters, was discovered in an old city in northern coastal areas of Java yore is one of the main city of trade, while Bell was found coated with dust conditions, shabby and black in color. Height / length approximately 30 cm, large enough for the size of the house bell. From an artistic form can add to the beauty of the house. Body parts bell, ornament and its buffer is still the original, only the chain pullers are not original. For comparison, I upload the images to three of these references addresses above.
2. Console triangle. A pair of consoles from ferrous materials. Weight once. size of about 30x15cm. There are 1868 posts (if not mistaken) that can be touched. It is unclear whether the figure is the year of manufacture or production code. What is clear this mini console triangle size, is very rarely obtained. Commonly it lenght between 60 to 100 cm. While the horizontal field, there is the same length. But there are also short.
Motif console this triangle reflects the high level of art, with no welded joints, very smooth. Whether it was made from molds or scupture techniques.
3. Pillar or pole extending from the main terrace downstairs to get stuck, as the roof of the balcony above suspended ceilings. Before renovation, this pillar is round and only up to the roof terrace below. Once the renovations, the model is replaced with a rectangular model, size 60x40cm. Well, the top third of the then enlarged to form a triangle. This unique Jengki design. These pillars then Travertine wrapped. A type of marble stone with a higher lime content.
Selecting Travertine, inspired during a visit to the Vatican (see post: Travertine and Vatican). Fortunetely, Travertine marble is also kind of a pretty big favorite to major shopping malls and five star hotel. Surely almost 90% of malls and luxury hotels in Jakarta, using Travertine. The most striking is the Grand Indonesia. Almost all the floors and walls Travertine Ground Floor indoor wear.
Likewise with Kempenski (Bali room and ball room. It's different rooms, located on the east and west mall. Often make stray). When combined with granite nero as a "foot", Travertine will look stunning appearance and outstanding.
Looking for Travertine not easy. As it turns out many kinds: there are Ramona, Golden, Silver, Grey, Classico, Navona, Giallo, Rosso, Noce, Yellow, and more. Not to mention finishing techniques. There was a let plain (XL building in Mega Kuningan), there is a chemical liquid filled transparan, there is then enriched with a kind of varnish. Not to mention talking about thickness. It's the cheapest, just 1.4 cm thick and the thickest I've encountered is 2 cm fitting. More mumet again if you want to ask rectangular slab or the appropriate forms jagged rocks. Whatever your choice, it is very influential to the price Travertine is generally sold with a tag of U.S. dollars?
Why? because it supposedly was imported from the mountain Travertino in Italy. But make no mistake, travertine marble that enter Indonesia precisely the majority coming from Turkey, India and Pakistan. Because of the limited resources of Italy, entrepreneur marble and then move on to other countries to seek similar material from Travertino village in Italy. The difference, if Travertine Italian ready-made, living boulder split apart 2 cm thin, the production of other countries actually printed. Even supposedly existing processing factory in Tangerang and near Dadap Cengkareng.
Lucky that I get is the original Italian, a thickness of 2 cm, Ramona Classico screw combination, fill (so not easy fragile) and polished sheen and a rectangular shape. Travertine is then fitted over the two pillars or columns terrace. It's one of the most complex installation period and nerve-racking. It should not be wrong, broken or wrong way to install Travertine vein. Therefore, a single entity. If false, no further replacement. Because, the term seller marble, Travertine blocks that I bought this, there is no longer unbeatable. Not necessarily have the same goods from the block would go to Indonesia again.
One again, not impressed so thin pillars, made a kind of skirt or accents on the third down. The bottom 2 cm thicker, according to the thickness of the marble. So it looks harmonious and balanced.
4. For insulation between the balcony and the terrace below, required match with Travertine marble and Polissandro Classico on the wall. If it is different and does not balance, Destroyed facade of this house. I could have been accused of garish and dazzling eyes.
While hunting, I accidentally heard there laden truck crashed Polissandro Statuario light on the highway. Damn, some slap cracked and broken. I happened to know the store manager. Perhaps because of upset or dispose of bad luck, the seller man offer 20% of normal price Statuario "Conditions things are." this term to smooth the condition of broken and cracked marble. I then try to negotiation, "Ok, provided that the minimum size of 40cm width. If it is smaller, I do not want to. Because it would be difficult to make the ornaments of marble which is less than 40 cm away."
Indeed, this size my needs. For wall insulation terrace and upper balcony. So also for the material for wall kitchen and stairs. I was stunned when the salesmen say, "Deal, take it all." after the calculated amount was about 26 square meters. Wrap. In fact I was given a bonus of small pieces of less than 40 cm. Really suitable for plint or lis.
What characteristic Palissandro Statuario? if curious click: www.omniamarble.com or www.italian-marble.com. At first glance like a hemisphere complexion wood, beige to brown. Natural once. This is the kind Palissandro the most recent entry into Indonesia. 2 cm thick, native Italy. Had to buy the original price tag, I certainly could not. Thank God..
Roaster a wind: From the teak material, the outer size of 30x20 cm. Thickness of teak 8cm. The amount each 3 for left and right. Well, if you add up to the balcony above, meaning there were 12 roasters. All roaster paired with solid iron bars with the same motif winds rectangular window located above the kitchen. All roasters are equipped magnet mosquito netting. Material from black aluminum that is guaranteed will not rust or porous. This is to prevent mosquito netting, insect and menpis dust into the house. Kasa magnet ease when cleaning.
1. Krapyak model window. Consisting of two layers window. One model Krapyak teak latticed down. The interior of the use of teak with glass frame on the 1.2 cm thick in the middle. If lazy to use the AC, open the window glass from inside. But if want a cool, stay close glass shutters. For Krapyak leaves, depending on needs. If tonight, better be closed as well. But if you want fresh, it seems fairly with glass windows. thickness of 1.2 cm was not necessarily broken hammer.
As a complement to the windows and teak frames, connected by a material RAFES: lock boxes, hooks, hinges. and retaining the window from inside.
For durability of teak lasur color, wall frames made from Jengki model. Typical 70s-sloping inwards.
2. As a sweetener, was placed under a window seat teak stripes. Model lines in the [select, in order to interchange with Krapyak model).
The chickens Statue. It was the lightning rod of cooper material. Pole using brass material. Copper and yellow rust is not going to hit. Model chickens statue that serve as lightning rods of this, to my knowledge there are only 4 in Greater Jakarta. Peniel Church of Pasar Baru, Church in Surapati Park, a large church in Bogor, and that in this house.
TANGGA UTAMA
ANAK Tangga : kombinasi marmer palisandro-statuario dan rain forest kasar
Plin skirting : marmer palisandro statuario
Ralling tangga : kombinasi besi lama banget dengan besi holo sekarang
Hand ralling : Jati Jawa Timur
Stairs floor : a combination of marble-statuario palissandro and
rain forest rugged
Skirting : marble palissandro statuario
Ralling : the combination of old iron with Holo
Hand ralling : Teak wood from East Java
RUANG TAMU 1
Lantai: Kombinasi marmer lampung dan Honey Onyx yang tembus cahaya. Dipasang lampu sorot di bagian bawah
Set kursi tamu : Model jengki buatan akhir 60an
Lemari : Art deco keluaran 50an. Isi souvenir mancanegara, Khususnya sendok dan gelas
Peti : Peti khas madura, dengan gambar dari kayu berbeda yang ditempel/ukir secara rapi
Lampu : model khas jengki buatan awal 70an. Barang baru stok lama
Floor: Combination of Lampung Marble and Honey Onyx is translucent. Spotlights mounted on the bottom
Set guest chair: Jengki Models made in late 60's
Wardrobe: Art deco 50s output. Fill souvenirs abroad, especially spoons and cups
Chest: Madura typical, with images of different wood affixed / carved neatly
Lights: a Jengki model early 70s. New old stock items
DETAIL DAPUR
Zinc = TEKA dua lubang
Keran = TOTO dengan fitur air panas dan air dingin
Table top = Granit Emerald Pearl ada juga yang menyebutnya artic blue (www.omniamarble.com) dan Labrador Scuro (www.italian-marble.com)
Dinding = Marmer Palisandro Starsauto
Kusen = Jati
Langganan:
Postingan (Atom)